Pesan Ibu
Giman nihh
kabarnya sobat ? semoga sehat wa’afiat yaa .. J
yukk kita
baca yuk . hehe .
Suatu
hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena
kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak
penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak
rasanya!"
"Tidak Dik,
saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum
si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda
telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan
kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata,
"Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus
mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh
pulang, Om."
Dompet
yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya
dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak
mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan
senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan
memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si
pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung.
Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada
orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada
di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om, saya
mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan
uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis.
Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan
sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om
bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si
pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah,
berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si
anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil
menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari
ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun
tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira
diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti
akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi
kehidupan kami."
Ini
sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT.
Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan
bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan
bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan
kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan
mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan
karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita
ukir dengan gemilang.
Terima kasih sudah bergabung bersama kami di
outbound malang, semooga apa yang kami berikan bermanfaat bagi kita semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar